Senin, 06 April 2020

Jumawa


Bismillahirrahmanirrahim

Artikel ini tercipta berawal saat aku yang sedang semangat-semangatnya untuk membuat blog namun belum tahu konten apa yang akan aku buat.  Kemudian aku mencoba mencari inspirasi dengan membuka blog dari beberapa public figure Yang sudah lama menapak dunia blog dengan karya-karyanya yang inspiratif. Singkat cerita aku membaca sebuah artikel milik Gita savitri devi (see : Ketika Realita Berasa Mimpi Posted on July 24, 2018). Dalam artikel tersebut aku menjumpai kata Jumawa yang asing bagiku lalu aku tertarik untuk mencari dan kemudian menjadikannya topik pada artikel ini. Seluruh isi dari artikel ini adalah pandangan secara personal mohon untuk menyaring kembali isi dari artikel ini dan jangan menerimanya mentah-mentah.

Jumawa, angkuh; congkak; suka mencampuri perkara orang lain adalah sifat yang sangat mudah mucul pada diri kita banyak faktor yang dapat menjadi pemicunya.

Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab Maroqil Ubudiyah menyebutkan tujuh hal yang berpotensi menjerumuskan manusia pada sifat jumawa.

Pertama, ilmu pengetahuan. Orang yang memiliki ilmu memiliki potensi terserang penyakit sombong. Karena bencana ilmu adalah kecongkakan.

Kedua, amal dan ibadah. Ulama dan ahli ibadah memungkinkan masuk dalam tiga tingkat kesombongan. Kesombongan yang pertama ialah kesombongan yang terdapat pada hatinya.
Ia merasa lebih baik dan telah beribadah lebih banyak dibanding yang lain. Orang seperti ini di dalam hatinya akan tertanam syajaratul kibar (pohon kesombongan).
Kesombongan yang kedua yaitu kesombongan yang ditampilkan dalam perbuatannya. Seperti marah saat tidak dihormati, memalingkan wajahnya dari orang lain dan lain sebagainya. kesombongan ketiga yang muncul dalam perkataan.
Mengatakan kepada orang lain “siapa dia, apa amal yang telah ia perbuat, apakah dia seorang zuhud, dan seterusnya”. Atau berkata, “aku adalah orang yang rajin berpuasa sunah, melakukan qiyamul lail, ilmuku lebih mumpuni karena diperoleh dari syekh ini, ini dan seterusnya”.

Ketiga, nasab atau keturunan. Orang yang memiliki silsilah keturunan yang mulia bisa terjerumus pada kesombongan. Ia sangat mungkin untuk merendahkan orang yang tidak memiliki mata rantai nasab yang baik, sekalipun ia seorang alim dan baik amalnya.

Keempat, ketampanan atau kecantikan. Hal ini dapat menyeret pemiliknya kepada mencela dan membuka aib atau keburukan orang lain karena merasa dirinya yang sempurna.

Kelima, harta kekayaan. Syekh Nawawi mencontohkan seperti penguasa dengan harta kekayaannya, pemodal dengan komoditasnya, pejabat pemerintah dengan wilayah kekuasannya, dan orang-orang yang memperindah diri dengan pakaian dan kendaraannya.

Keenam, kekuatan dan menggunakannya untuk menindas yang lemah. Ketujuh, memiliki pengikut, murid dan kerabat yang banyak. Meskipun ia sendiri tidak memiliki kesempurnaan, akan tetapi dengan banyaknya murid dan pengikut ia bisa terdorong bersikap sombong.

Mengutip dari Artikel : Abi Abdul Jabbar 
Perkara yang Menyebabkan Tumbuhnya Sifat Sombong

Tak bisa dipungkiri sifat Jumawa ini sangat sulit untuk dihilangkan dari diri kita terlebih apabila ke-tujuh faktor tersebut lekat dalam kehidupan kita sehari-hari entah itu di rumah, sekolah maupun dipergaulan kita.
Tak perlu Jauh mengambil perumpmaan, kerap kali dalam keluarga kita bila adik kita mencoba mengutarakan fikiran atau mencoba berbagi sesuatu hal kepada kita terkadang muncul sikap penolakan dari kita yang menganggap bahwa kita tentu lebih tahu darinya sehingga kita tidak bisa menjadi pendengar yang baik.

Namun, yang menjadi menarik adalah bagaimana kita secepat mungkin sadar ketika jumawa sudah mulai mucul dan mengambil alih diri kita sehingga kita bisa segera sadar untuk menurunkan sedikit ego kita untuk dapat sedikit rendah hati kepada orang lain.

Ilmu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, maka dia akan rendah hati. Jika dia memasuki tahapan ketiga, maka dia akan merasa bahwa dirinya tidak ada apa-apanya. – Umar bin Khattab

0 komentar:

Posting Komentar

Contact Me

Phone :

+628XX XXX XXX XX (Email me for cp)

Address :

Kendari, Sulawesi Tenggara,
Indonesia

Email :

yusufahmadhusaeni@gmail.com

TOP